Tuesday 8 May 2012

Keano, Sang Legenda Bermulut Pedas




Roy Keane, kapten legendaris Manchester United, siapa yang tidak kenal dia. Rasanya hampir semua yang mengaku suporter United pasti tahu persis siapa dia.
Cara dia memimpin comeback legendaris saat melawan Juventus pada semifinal treble season '99, Adu nyali dengan Viera di tunnel sebelum pertandingan, "I will see you out there" dan umpatan "Prawn sandwich brigades" pasti masih jelas diingat suporter United.

Semenjak pensiun, Roy Keane memiliki hubungan yang naik turun dengan Manchester United, terutama hubungannya dengan Sir Alex Ferguson. Bahkan Manchester United pernah mengancam akan membawa Keano ke pengadilan atas wawancara dia dengan sebuah media di tahun 2008.
Keano sendiri mengakui bahwa hubungannya dengan Sir Alex memang cukup buruk dan tidak yakin bahwa hubungan ini akan menjadi lebih baik dalam waktu dekat.

Belum lama ini, Roy Keane kembali melontarkan kritik yang cukup pedas, namun, jika kita perhatikan, apa yang disampaikan Keano sangat masuk akal.

Tentang Attitude Pemain
Keano mengkritik sikap pemain-pemain baru United, Ashley Young, Chris Smalling dan Phil Jones setelah kekalahan melawan Basel di Champions League.
Saat itu Phil Jones berkata sebelum pertandingan, "Saya tidak harus membuktikan apa-apa saat saya bermain di lapangan" dan hal ini mendapat tanggapan pedas dari Keano, yang menyatakan bahwa dia sendiri selalu merasa harus membuktikan kemampuannya setiap kali bermain.

Itulah alasan Roy Keane selalu memberikan 100% kemampuannya di lapangan, bahkan saat dia tahu dia tidak akan bisa bermain di partai final Champions League karena akumulasi kartu kuning.

Mungkin pemain-pemain muda United saat ini harus punya pola pikir seperti Roy Keane, bukannya merasa sudah hebat dan merasa tidak perlu membuktikan apa-apa lagi.

Tentang Comeback-nya Paul Scholes
Keano: "Orang-orang berkata bahwa Scholes bermain cukup baik setelah kembali ke lapangan hijau, tapi saya pribadi selalu menilai penampilan seorang pemain pada pertandingan-pertandingan besar".

"Kalau anda ingat final CL tahun lalu, Scholes hanya bermain sebagai pemain pengganti pada 10 - 15 menit terakhir, dan dia pasti bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah dia masih sanggup bermain di level tertinggi"

Secara tersirat, Keano manyatakan bahwa Paul Scholes mungkin masih cukup bagus untuk melawan tim-tim menengah ke bawah, tapi Keano tidak yakin bahwa Scholes masih cukup bagus untuk bermain pada pertandingan-pertandingan besar dan menentukan.

Tentang Gelar Juara Musim Ini
Keano berpendapat bahwa jika musim ini United tidak juara, hal itu bisa menjadi blessing in disguise buat United. Dia membandingkan dengan saat United kalah dari Barcelona di final CL.
Saat itu Sir Alex merespon kekalahan tersebut dengan membeli De Gea, Jones & Young. Dan jika musim ini United tidak juara, bisa jadi bos-bos United akan memutuskan untuk kembali memperkuat tim.

Namun Keano menyatakan bahwa kadangkala sebuah tim perlu untuk membeli pemain "kelas berat", pemain yang bisa membawa perbedaan pada pertandingan-pertandingan besar dan ketat.

"Salah satu ciri yang kelihatan dari tim United pada jaman saya adalah, United lebih sering memenangkan pertandingan-pertandingan besar, berbeda dengan sekarang yang sepertinya United lebih sering kalah dalam pertandingan-pertandingan ini"


Masuk akal apa yang diucapkan oleh Keane, mudah-mudahan ada efek positifnya....

@Acil_MUFC

1 comment:

  1. Blog yang bagus. Keano #16 Legend.

    Sayang belum ada pengganti yang sepadan

    ReplyDelete