Friday 27 April 2012

Owen Hargreaves, the forgotten man.


"Ow Owen Hargreaves, you are the love of my life,
Ow Owen Hargreaves, I'll let you sh*g my wife,
Ow Owen Hargreaves, I want curly hair too...."

Saya yakin, hampir semua supporter Manchester United tahu dan bisa menyanyikan lagu ini, bahkan mungkin lagu ini pernah menjadi salah satu lagu favorit mereka.

Pemain yang dibeli bersamaan dengan Nani pada awal musim 2007/2008 ini dengan cepat menjadi salah satu pemain kesayangan supporter Manchester United karena gaya bermainnya yang tak kenal lelah (dan juga gol penentu kemenangannya ke gawang Arsenal)

Namun setelah 4 tahun yang penuh cedera, akhirnya awal musim 2011/2012 ini Manchester United tidak memperpanjang kontrak Owen Hargreaves.
Owen Hargreaves akhirnya bergabung dengan Manchester City, setelah menolak pinangan Roy Hodgson untuk membawanya ke West Bromwich Albion.

Debutnya bersama Manchester City dilakoni pada 21 September 2011, di ajang Carling Cup, City vs Birmingham. Hargreaves bermain selama hampir 1 jam dan bahkan mencetak gol pembuka untuk City dengan tendangan jarak jauh yg cukup indah.

Saya --sebagai salah satu fans berat Hargreaves-- sangat gembira dengan penampilan perdananya tersebut, meskipun dia membela Manchester City!

Saya ingat waktu itu berpikir, mungkin sudah saatnya dewi fortuna mendekati pemain ini, dan saya dengan tulus berharap Hargreaves bisa terus fit dan bisa bermain di level tertinggi lagi. I love him and I was even ready to ignore my hatred for City to support this guy..!

Keesokan harinya, saya membaca salah satu interview dia dengan salah satu media di Inggris; "They [United's medical staff] said it [prolotherapy treatment] would help and that I wouldn't have any side effects from the injections," Hargreaves said. "That obviously wasn't the case and if I'd known I could have had a reaction like that, I wouldn't have done it"

Saya benar-benar terkejut dengan pernyataan dia, setelah apa yang dilakukan Manchester United untuk membantu dia, setelah semua dukungan dari supporter United untuk dia, Hargreaves menyalahkan Manchester United atas cederanya yang berkepanjangan!

Saya benar-benar sedih dan tidak bisa menerima siapapun menjelek-jelekkan Manchester United, namun melihat kenyataan bahwa Hargreaves bisa bermain dengan cukup lugas, saya berpikir, mungkin memang ada kemungkinan apa yang dikatakan oleh Hargreaves benar.

Hargreaves melanjutkan dengan berkata bahwa dia akan bisa bermain minimal 40 game semusim untuk Manchester City dan kembali, pada beberapa kesempatan, dia secara tersirat menyatakan bahwa Manchester United adalah penyebab dia terus menerus cedera.
United sendiri memilih untuk tidak memberikan respon atas tuduhan ini.
.
.
.
7 bulan kemudian....

Sampai detik ini, Hargreaves total bermain 4 kali untuk City, dan hanya sekali di Liga Inggris. Alasannya? Terus menerus cedera..

kabar terakhir yang dirilis Guardian menyatakan bahwa City akan melepas Hargreaves akhir musim ini.

Dejavu...

The difference is, I won't shed a tear this time, not after what he said about my beloved club.

Tuesday 24 April 2012

Anderson, curious case of the #8


"Anderson Luís de Abreu Oliveira (born 13 April 1988), best known as Anderson, is a Brazilian footballer who currently plays as a midfielder for Manchester United and the Brazil national team. He is a box-to-box midfielder with very good vision, adept tackling ability, strong, tireless and hard-working".



Tulisan diatas adalah hasil copy dan paste dari Wikipedia, cukup menarik, terutama di bagian dimana Anderson disebut sebagai "box-to-box midfielder".


Anderson bergabung dengan Manchester United dengan harga cukup fantastis, £20 juta pada awal musim 2007/2008. Yang lebih fantastis lagi adalah, dia datang dengan label "the next Ronaldinho". Mungkin sebagian dari anda akan tertawa dengan label itu, tapi yang mungkin sebagian dari anda belum tahu, Anderson tidak pernah dikenal sebagai seorang box-to-box midfielder sebelum bergabung dengan Manchester United.


Anderson dibandingkan dengan Ronaldinho karena memainkan posisi yang sama (Attacking Midfielder Left/Forward - AML/F, kalau meminjam istilah game sepakbola yg sangat populer), gaya bermain yang tidak berbeda jauh dan juga karena mereka berdua lahir di kota yang sama + memulai karir di klub lokal kota tersebut, Gremio.


Pra-Manchester United






Anderson hanya bermain 5 kali untuk Gremio, sebelum dibeli oleh Porto pada awal 2006, namun oleh fans Gremio, nama Anderson tidak akan dilupakan karena pada usia yg sangat muda -17 tahun waktu itu- dia mencetak gol kemenangan atas Náutico pada pertandingan play-off untuk memperebutkan promosi ke Seri A Liga Brasil, yang lebih impresif, 3 pemain Gremio sudah di kartu merah oleh wasit!


Berikut adalah video higlight pertandingan diatas, jika anda tertarik untuk melihatnya: 
Gol Anderson, Gremio vs Nautico


Di Porto Anderson total hanya bermain 21 kali dikarenakan pada awal musim 2006/2007 dia menderita cedera patah kaki dan harus beristirahat 5 bulan.


Manchester United


Sebelum memulai petualangan dengan Manchester United, Anderson sempat membela Brasil pada Piala Dunia U-17, dimana dia memperoleh penghargaan Golden Ball Award sebagai Player of the Tournament. Dan hal ini tentu saja makin membuat ekspektasi fans United kepadanya semakin tinggi..


Musim pertama di United dilalui dengan cukup gemilang, terutama ketika Paul Scholes mengalami cedera selama 3 bulan dan Anderson "dipaksa" menjadi pemain inti. Total Anderson bermain sebanyak 39 kali (14 sebagai sub) pada musim pertamanya di semua ajang. 
Gaya bermain Anderson yang all out action dan tidak kenal takut segera membuat dia menjadi pemain kesayangan fans United, dan tidak perlu waktu lama sampai dia dibuatkan sebuah chant oleh pendukung United.


Now and the future


Main bagus, cedera panjang, sembuh, main pas-pasan..... 


Secara sederhana, seperti itulah siklus Anderson di Manchester United selama hampir 5 tahun ini. Setiap kali Anderson mulai menemukan form terbaiknya (awal musim ini berduet dengan Cleverley, misalnya) Anderson hampir selalu mengalami cedera cukup parah yang membuat dia harus beristirahat selama beberapa bulan, dan saat kembali lagi, dia akan perlu waktu untuk kembali ke level dia yang sebelumnya.


Perkembangan Anderson juga tidak dibantu oleh perilaku dia diluar lapangan, Anderson dikenal sebagai seorang penggemar party. Anderson pernah tertangkap kamera saat berpesta sex dengan wanita-wanita bayaran (bersama dengan Ronaldo dan Nani), kecelakaan mobil parah di Portugal, dan yang terakhir kabarnya menolak dites dengan breath analyzer saat mobilnya dihentikan oleh polisi di Brasil.


So, seperti apa kira-kira masa depan Anderson? Apakah Sir Alex akan menjual dia di akhir musim ini? Atau Sir Alex masih melihat sesuatu yang kita tidak lihat? Potensi yang masih bisa dikembangkan misalnya? 


Sama seperti semua fans Manchester United lainnya, saya hanya bisa menebak-nebak, apa yang akan terjadi dengan si #8 ini.


Jika Sir Alex memutuskan untuk melepas dia, saya akan bilang, "good luck Anderson... we love you but it didn't work out". Mungkin dia akan bisa sukses di klub lain.


Jika Sir Alex memutuskan untuk tidak menjualnya, saya masih berharap Anderson bisa membuktikan bahwa saya salah dan bahwa dia masih bisa berkembang, toh dia saat ini baru berumur 24 tahun.


Satu hal yang pasti....... He's better than Kleberson........




@Acil_MUFC

Monday 23 April 2012

Man United 4 – 4 Everton, beberapa hal yang menarik


Duet Rooney – Welbeck is sexy

Supporter MUFC yg sudah cukup senior pasti masih ingat dengan duet Andy Cole – Dwight Yorke di akhir 90-an, kerjasama mereka begitu padu dan benar-benar mematikan.
Pada pertandingan semalam, saya mengalami dejavu saat melihat kerjasama antara Rooney – Welbeck, terutama pada gol keempat United, atau gol kedua Rooney.




Saat Rooney turun agak kebawah, Welbeck bersiap-siap untuk berlari di belakang pemain bertahan lawan, dan begitu juga sebaliknya. Statistik juga tidak bohong, dari 19 kali mereka berpartner sebagai starter, United memenangkan 17 pertandingan.

Tentu saja kerjasama mereka belum sampai di level Cole-Yorke, tapi mengingat keduanya masih relatif muda, bukan tidak mungkin duet Rooney –Welbeck akan bisa menjadi sebagus Cole-Yorke, bahkan lebih baik. Who knows?

Fullback United masih naif dalam bertahan.

Baik Evra maupun Rafael melakukan kesalahan pada gol-gol Everton. 2 gol pertama Everton yg dicetak Jelavic dan tendangan Fellaini berawal dari crossing Hibbert di sisi kiri pertahanan United. Siapa yg menjaga Hibbert dalam 2 kali crossing itu? Nani dan bukannya Patrice Evra.
Pada gol keempat everton yg dicetak Pienaar, Rafael berhenti membayangi gerakan tanpa bola Pienaar ke kotak penalti saat seharusnya dia tetap mengikuti Pienaar. Hasilnya Pienaar dengan leluasa mencetak gol setelah menerima umpan dari Fellaini.

Disiplin. Itulah yang kurang dalam penampilan 2 fullback United tadi malam (dan juga pada beberapa pertandingan lainnya). Mereka berdua kurang disiplin dalam positioning saat bertahan.

Rafael, saya masih sedikit bisa memaklumi, karena umur yang masih sangat muda dan faktor pengalaman yang masih kurang, tapi Evra sebagai salah seorang pemain senior dan kapten United, kesalahan-kesalahan mendasar seperti ini benar-benar sulit dipahami.

Mungkinkah karena faktor fisik yang sudah mulai menurun? Atau Patrice Evra terlena karena praktis di skuad United saat ini tidak ada kompetisi untuk dirinya?

Apapun jawabannya, jika Fabio benar akan dipinjamkan musim depan, maka Sir Alex perlu mencari seorang left back, sebagai pelapis sekaligus kompetisi untuk Evra. (Gosip Leighton baines bisa didapat dg harga 5 juta pound cukup masuk akal, imo)

You reap what you sow, barang siapa menabur angin, dia akan menuai badai.

Seiring dengan ramainya pemberitaan tentang diving Ashley Young dan United yang sering diuntungkan wasit, kekuatiran saya (sepertinya) mulai menjadi kenyataan. United akan dirugikan oleh wasit..!

Johnny Evans diinjak kakinya diluar kotak penalti Everton saat membantu penyerangan dan Rafael dilanggar di pinggir kotak penalti. Dalam dua kesempatan tersebut wasit tidak meniup peluit sebagai tanda bahwa telah terjadi pelanggaran.

Thanks a lot Ashley Young

Over-confidence

Kepercayaan diri adalah sesuatu yang sangat penting dan seorang pendukung Manchester United tahu persis akan hal ini, berkali-kali United memetik poin atau memenangkan pertandingan di menit-menit terakhir, dengan seolah-olah hanya bermodalkan keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi bahwa mereka akan bisa mencetak gol meskipun waktu tinggal sedikit.

Tapi apa yang saya baca dan lihat dalam beberapa minggu terakhir ini cukup membuat saya was-was. Pemain-pemain United seolah olah terlalu percaya diri akan kemampuan dan pengalaman mereka sehingga pada akhirnya membuat mereka menjadi lengah…complacent..!!

Rooney, Giggs, Rio, Evans dan bahkan Ashley Young yg baru bergabung awal musim ini menyatakan dengan jumawa bahwa pengalaman United akan membuat mereka unggul dalam Marathon Liga Inggris musim ini.

Setelah berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 dan kemudian 3-1, sangat terlihat bahwa pemain-pemain United menganggap pertandingan pasti akan dimenangkan United, pemain-pemain yang tadinya bekerja keras mulai mengurangi temponya, menjadi jogging di lapangan, bahkan berjalan kaki.



Sebagian fans juga sama saja, “Why always we? 20”, “CHAMP20N”, diskusi guard of honour di kandang City saat musim masih menyisakan 5 pertandingan, dll

Saya cuma berharap pemain-pemain United tidak melakukan kesalahan yang sama dalam 3 pertandingan yang tersisa musim ini.

Saturday 21 April 2012

Diving, Makian dan Pujian, Young vs Drogba



"Ashley Young is a cheat",
"It's a f**king Disgrace"
dll

Setelah pertandingan MUFC vs Aston Villa yg berakhir 4-0 untuk kemenangan Manchester United, kata-kata diatas banyak bertebaran dimana-mana, twitter, facebook, forum-forum sepakbola, bahkan status di BlackBerry Messenger (BBM).

Saya tidak akan membela Ashley Young atas "diving" yang dia lakukan (saya beri tanda petik karena masih bisa diperdebatkan, ada kontak antara kaki Young dengan Clark), secara pribadi, saya bisa memahami kalau seorang atlet profesional berusaha untuk memperoleh keuntungan di dalam suatu pertandingan, selama masih tidak melanggar peraturan. Di sisi yang lain, saya sebagai supporter Manchester United kurang suka dengan apa yang dilakukan oleh Young.
Saya ingin United bermain bersih, menang dengan kemampuan sendiri dan bukan dengan cara yang sedikit licik.

Yang membuat saya sedikit heran, saat beberapa hari kemudian, tepatnya setelah pertandingan antara Chelsea vs Barcelona (Semifinal Champions League, leg I), di timeline saya di twitter, facebook maupun di Blackberry saya, hampir tidak ada cacian untuk diving yang dilakukan Didier Drogba pada pertandingan tersebut, yang menurut saya, jauh lebih sering dan jauh lebih parah dibanding apa yang telah dilakukan Ashley Young.
Drogba berkali-kali jatuh secara dramatis dengan kontak yang sangat minimal. (atau mungkin ada sniper di Stamford Bridge yg menembak Drogba dari jarak jauh?)
Bahkan seorang Sergio Busquet (yang juga dicap sering melakukan diving dan play-acting) sampai menuduh Drogba melakukan diving. Ironis...!!



Hampir tidak ada cacian yang saya temukan, Where are those haters? Where are those "hollier than thou" brigades?

Mengapa berbeda sekali perlakuan publik kepada Young dan Drogba? Sir Alex Ferguson sampai menyatakan dalam konferensi pers-nya bahwa dia sudah menegur Young mengenai hal ini. Roberto Di Matteo? Dia membela, bahkan memuji Drogba dan mengatakan "our player are fair players".

Saya sebelumnya tidak terlalu yakin dengan adanya fans yang disebut sebagai "Anyone But United" (ABU), tapi melihat perbedaan reaksi publik kepada Ashley Young dan Didier Drogba, mungkin saya harus mulai percaya bahwa ABU memang benar-benar ada..


"Manchester United - adored, hated, NEVER ignored..."