Friday 8 June 2012

Kagawa, the next United Flop?


Welcome to MUFC, Shinji Kagawa

Euforia...!!

Itulah yang terjadi di kalangan suporter MUFC, setelah website resmi klub manutd.com mengumumkan tentang transfer Shinji Kagawa ke Manchester United.
Kehebohan fans United ini tidak bisa disalahkan jika melihat apa yang telah dicapai oleh Kagawa dalam waktu singkat ini, berbagai statistik, gambar, analisa dan video tentang Kagawa bertebaran dimana-mana, dan semuanya menunjukkan bahwa Kagawa adalah pemain yang punya potensi menjadi pemain idola di Manchester United.

Jadi, apa maksud dari judul artikel ini, anda mungkin bertanya-tanya.
Apakah saya ingin Kagawa akan menjadi "flop" di manchester United? tentu saja tidak, sama seperti suporter United yang lainnya, saya sangat berharap Kagawa menjadi superstar di Manchester United.

Pernahkan anda bertanya-tanya, mengapa untuk tim sebesar Manchester United, lini tengah seolah menjadi permasalahan yang tidak kunjung selesai? selalu menjadi titik lemah?
Sebagian dari anda akan menjawab bahwa pola yang dimainkan oleh United lebih mementingkan serangan dari sayap, dan bukan dari lini tengah. Pertanyaannya adalah, apakah pola itu adalah sebuah pilihan yang dilakukan secara sadar, atau sebuah keterpaksaan karena memang United tidak punya kualitas berlebih di lini tengah?

Kekuatiran saya adalah bahwa Kagawa akan dimainkan bukan pada posisi terbaiknya, di belakang striker, tapi di posisi yang dia kurang familiar, central midfielder atau sebagai pemain sayap dalam pola 4-4-2 misalnya.

Kecintaan Sir Alex terhadap pemain yang fleksibel dan bisa bermain di berbagai posisi (versatile) sudah merupakan rahasia umum, namun tidak semua pemain bisa menjadi tipe pemain seperti ini, bahkan sering terjadi seorang pemain menjadi semakin buruk setelah dipaksa bermain di posisi yang bukan posisi terbaiknya, meskipun akhirnya dikembalikan ke posisi yang dari awal merupakan spesialisasinya.

Park Ji Sung misalnya, saat ini dia dikenal sebagai pemain sayap dengan kemampuan pas-pasan namun dengan stamina yang seolah nggak ada habisnya.
Tanyakan tentang Park kepada suporter PSV Eindhoven, maka anda akan mendapatkan jawaban yang sangat berbeda.
Park Ji Sung adalah seorang gelandang serang yang sangat diandalkan oleh PSV sebelum bergabung dengan Manchester United, dia biasa bermain di belakang seorang striker (Jan Vennegoor of Hesselink). Bersama Cocu, Van Bommel dan Vogel, Park Ji Sung menjadi tumpuan PSV di salah satu tim yang disebut-sebut sebagai tim PSV terkuat yg pernah ada, bahkan setelah ditinggalkan oleh Robben ke Chelsea waktu itu.

Park vs Maldini
Yang terjadi adalah Park "dipaksa" untuk menjadi seorang sayap di United, dan meskipun penampilannya tidak terlalu jelek, secara umum sebagai seorang pemain, bisa dikatakan Park mengalami kemunduran.

Anderson adalah contoh lainnya, datang ke United dengan label sebagai salah satu gelandang serang muda paling potensial di generasinya, sekarang menjadi pemain tengah yang pas-pasan, bahkan disebut sebagai flop oleh sebagian pendukung United sendiri.
Salah satu penyebabnya, menurut saya adalah karena dia "dipaksa" untuk merubah gaya permainannya, dari pemain menyerang dengan kreatifitas tinggi menjadi gelandang bertahan di United.

Inilah yang menjadi penyebab adanya sedikit kekuatiran di hati saya tentang Kagawa. Dari berbagai info yang saya dapatkan, Kagawa adalah pemain yang bertipe sangat menyerang dan gaya bermainnya sangat kreatif. Saya kuatir jika kejadian yang menimpa Park dan Anderson terulang lagi dan beberapa tahun dari sekarang, bahkan fans Manchester United sendiri akan menyebutnya sebagai pembelian yang gagal alias a Flop.

Mudah-mudahan ini tidak terjadi dan kagawa bisa menjadi Manchester United's next superstar... Ganbate...!!

No comments:

Post a Comment